Nganjuk, HarianForum.com– Nganjuk dengan segala budaya dan tradisinya tentunya juga memiliki sesuatu yang khas termasuk kulinernya.
Salah satunya Dumbleg, jajanan khas yang terbungkus pelepah pinang ini menjadi ciri khas kuliner di Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk. Dumbleg terbuat dari campuran tepung beras, santan, gula merah, gula putih yang di bungkus pelepah pinang.
Dumbleg jajanan dengan cita rasa gurih dan manis merupakan salah satu makanan dengan resep warisan. Pembuatannya menggunakan resep turun temurun dan kebanyakan hanya di produksi di daerah Gondang, begitupun pemasarannya.
Rusmi Ningsih, salah satu pengusaha dumbleg yang terus melestarikan jajanan ini mengatakan bahwa dumbleg saat ini sangat jarang ditemui, bahkan di Kecamatan Gondang sendiripun. Dari sekian banyak yang memproduksi dumbleg, untuk saat ini hanya tersisa tiga produsen saja di Dusun Ngemplak Desa Gondang Kulon Kecamatan Gondang salah satunya Rusmi Ningsih.
Rus mengatakan bahwa usaha dumbleg ini dimulai sejak puluhan tahun yang lalu. “Usaha dumbleg ini berdiri sejak tahun zaman Nipon dengan resep turun temurun dari nenek moyang” ucap Rus saat ditemui media pada Selasa (25/10/2022).
“Tekstur dumbleg hampir sama dengan jenang, yang membuat spesial dan berbeda adalah bungkusnya yang terbuat dari pelepah pinang bernama upit.”
ia juga mengatakan alur perlakuan pada upit sebelum digunakan sebagai pembungkus dumbleg. “Pelepah pinang direndam, dipotong, direndam lagi, baru dijahit. Sebelum digunakan sebagai pengemas, pelepah pinang kembali di dicuci” ucapnya.
Sedangkan proses pembuatan dumbleg sendiri dimulai dari Tepung beras diuleni, diberi santan mendidih, gula merah mendidih, garam secukupnya kemudian dimasukkan ke dalam upit lalu dikukus selama 2 jam.
Rus juga menjelaskan bahwa Dumbleg baru dipasarkan disekitar Gondang “Pemasaran baru di pasar Pon Gondang dan pasar Kliwon Rejoso. Termasuk pesanan hantaran lamaran dengan perbiji dipatok Rp. 10.000,- hingga Rp. 17.000,-“
Dirinya juga menjelaskan bahwa dumbleg hanya bisa bertahan dua hari karena dumbleg merupakan makanan basah. Untuk varian ada 3 yaitu coklat dengan rasa manis, putih dengan rasa gurih dan hijau juga dengan rasa gurih.
Meski hanya dipasarkan disekitar Gondang, Dumbleg juga sering dipesan masyarakat luar Nganjuk seperti Surabaya, Jakarta dan Batam.Indonesia dengan segala keragamannya tak hanya di bidang seni maupun adat istiadat tapi juga kulinernya. Tak hanya makanan berat yang menjadi ciri khas daerah-daerah di Indonesia tapi juga jajanan khasnya.
Salah satunya Dumbleg, jajanan khas yang terbungkus pelepah pinang ini menjadi ciri khas kuliner di Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk. Dumbleg terbuat dari campuran tepung beras, santan, gula merah, gula putih yang di bungkus pelepah pinang.
Dumbleg jajanan yang memiliki tekstur padat dan cita rasa gurih dan manis merupakan salah satu makanan lokal warisan. Pembuatannya menggunakan resep turun temurun dan kebanyakan hanya di produksi di daerah Gondang, begitupun pemasarannya.
Rusmi Ningsih, salah satu pengusaha dumbleg yang terus melestarikan jajanan ini mengatakan bahwa dumbleg saat ini sangat jarang ditemui, bahkan di Kecamatan Gondang sendiripun. Dari sekian banyak yang memproduksi dumbleg, untuk saat ini hanya tersisa tiga produsen saja di Dusun Ngemplak Desa Gondang Kulon Kecamatan Gondang salah satunya Rusmi Ningsih.
Rus mengatakan bahwa usaha dumbleg ini dimulai sejak puluhan tahun yang lalu. “Usaha dumbleg ini berdiri sejak tahun zaman Nipon dengan resep turun temurun dari nenek moyang” ucap Rus saat ditemui media pada Selasa (25/10/2022).
“Tekstur dumbleg hampir sama dengan jenang, yang membuat spesial dan berbeda adalah bungkusnya yang terbuat dari pelepah pinang bernama upit.”
ia juga mengatakan alur perlakuan pada upit sebelum digunakan sebagai pembungkus dumbleg. “Pelepah pinang direndam, dipotong, direndam lagi, baru dijahit. Sebelum digunakan sebagai pengemas, pelepah pinang kembali di dicuci” ucapnya.
Sedangkan proses pembuatan dumbleg sendiri dimulai dari Tepung beras diuleni, diberi santan mendidih, gula merah mendidih, garam secukupnya kemudian dimasukkan ke dalam upit lalu dikukus selama 2 jam.
Rus juga menjelaskan bahwa Dumbleg baru dipasarkan disekitar Gondang “Pemasaran baru di pasar Pon Gondang dan pasar Kliwon Rejoso. Termasuk pesanan hantaran lamaran dengan perbiji dipatok Rp. 10.000,- hingga Rp. 17.000,-“
Dirinya juga menjelaskan bahwa dumbleg hanya bisa bertahan dua hari karena dumbleg merupakan makanan basah.
Untuk varian ada 3 yaitu coklat dengan rasa manis, putih dengan rasa gurih dan hijau juga dengan rasa gurih.
Meski hanya dipasarkan disekitar Gondang, Dumbleg juga sering dipesan masyarakat luar Nganjuk seperti Surabaya, Jakarta dan Batam.
(Tim)