Serba-serbi

Dilematika Figur PCNU Kab. Blitar Kedepan, Menjemput NU Abad Kedua

627
×

Dilematika Figur PCNU Kab. Blitar Kedepan, Menjemput NU Abad Kedua

Sebarkan artikel ini
Mujianto, Pincab PPI Blitar.

Blitar, HarianForum.com- Resepsi 1 abad lahirnya Nahdlatul Ulama pada 16 Rajab 1444 Hijriyah atau bertepatan tanggal 7 Pebruari 2023 yang menggaungkan kendigdayakan Nahdlatul Ulama dalam menghadapi abad kedua, menjadi momentum kebangkitan memasuki era baru.

Gema peringatan 100 tahun yang diselenggarakan di Gelora Delta Sidoarjo, telah menjadi ruh perjuangan warga nahdliyin atau warga Nahdlatul Ulama di Kab. Blitar.

Mendigdayakan Nahdlatul Ulama sebuah kalimat yang mengandung makna kerja yang penuh semangat atau powerfull, tidak setengah setengah yang hanya terwujud dengan motivasi, namun harus tergerak dari diri sendiri dengan memberikan kemanfaatan untuk umat sebagai bentuk pengembanan amanah perjuangan Nahdatul Ulama sebagaimana yang telah menjadi khitah para pendirinya.

Hamasah keampuhan Nahdlatul Ulama dalam memasuki abad kedua, disampaikan Mujianto, SSos, MSi menjadi pemikiran sendiri terhadap substansi tema satu abad Nahdlatul Ulama yang harus dikaitkan dengan konteks Nahdlatul Ulama di Kabupaten Blitar. Pandangan tersebut, dikatakan ketua pimpinan cabang Perhimpunan Pergerakan Indonesia atau PPI Kab. Blitar, sepekan menjelang digelarnya konferensi cabang Nahdlatul Ulama Kab. Blitar, merupakan permusyawaraatn tertinggi pada lingkup  organisasi Nahdlatul Ulama.Mujianto menandaskan konfrensi cabang Nahdlatul Ulama Kab. Blitar ke XVIII menjadi perhelatan untuk selain merumuskan kebijakan program yang akan dibahas pada sidang-sidang komisi juga memilih figur sentral pimpinan cabang Nahdlatul Ulama Kab. Blitar kedepan.

“Konfrensi cabang yang mengusung tema Satu Abad Nahdlatul Ulama Meneguhkan Kemandirian dan Merajut Kebersamaan, sangat diharapkan para pengurus NU, mulai dari pengurus ranting hingga sampai cabang di Kab. Blitar, harus bisa berfikir dan bertindak kekinian, sekaligus memproyeksikan isu-isu kedepan menjadi sebuah program dan tantangan yang akan dihadapi oleh NU, menuju kebangkitan baru, bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ketidakberdayaan dan lepas dari sekat-sekat yang menghambat perjuangan menuju masa depan,” ujarnya.

“Sehingga konsep subtansi ruh tema satu abad NU tersebut, figur bagaimana dan seperti apa yang akan dipilih untuk menahkodai NU kabupaten Blitar 2023 sampai 2028 kedepan, dan bagi yang terpilih harus mampu menerjemahkan konsep dari tema satu abad tersebut,” imbuhnya.

Sesuai agenda penyelenggaraan konfrensi cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar ke XVIII, yang dilaksanakan pada tanggal 27 hingga tanggal 28 Rajab 1444 Hijriyah atau tanggal 18 sampai 19 Pebruari 2023,
mantan pengurus cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama kabupaten Blitar periode 2000 – 2003 , menjelaskan bahwa konferensi cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar bakal digelar di pondok pesantren Al Falah desa Jeblog, Kecamatan Talun Kabupaten Blitar, bisa dikatakan tinggal menghitung hari.

Meskipun begitu belum ada figur warga nahdliyin yang menyatakan diri maju sebagai pimpinan cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar, namun sempat beredar nama nama kandidat calon ketua pengurus cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar.

“Muncul beberapa nama yang sudah beredar, diantaranya KH.Drs Arif Fuady, MM, KH. Dr. Arif Faizin. MP,d , H.Kholid Mustofa, H.Ahmad Tamim. S.Hi.MH , dan KH. Masdain Rifai Ahyat. Bukan persoalan mudah untuk menentukan pilihan, bukan hanya sekedar memilih memilih figur yang menjadi agenda konfrensi yang akan datang, tetapi dalam benak peserta konprensi nanti, tentunya juga harus bisa melakukan rekam jejak terhadap calon yang akan dipilih. Pengalaman organisasi di internal NU baik mulai badan otonom dan pengalaman di luar NU, juga menjadi salah satu pertimbangan, karena konsep kebangkitan baru adalah tantangan eksternal yang akan dihadapi juga untuk kemaslahatan ummat,” pungkas Mujianto.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *