Blitar, HarianForum.com- Budaya merupakan salah satu alat penguatan persatuan dan kesatuan, karena kebudayaan memiliki peran yang sangat strategis bagi keutuhan bangsa.
Revolusi informasi teknologi global dibarengi masuknya budaya dari luar bangsa yang terus mengikis bahkan menggerus perilaku berbudaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, diakui sangat sulit dihentikan.
Sehingga tidak menutup kemungkinan, pengaruh budaya asing mampu menjadi bom waktu yang bisa meluluh lantakkan pandangan maupun kepribadian berbangsa dan bernegara.
Diungkapkan Dra. Tuti Komaryati, MM kepada HarianForum.com, seusai menghadiri pagelaran parade jaranan di Ruang Terbuka Hijau Kanigoro, Sabtu (3/11) menyampaikan kegiatan Kasmaran Budaya Jawi, yang diselenggarakan oleh Dewan Seni Budaya Kabupaten Blitar atau DSBKB dalam rangka membantu pemerintah dalam bidang seni dan budaya untuk tetap tegaknya negara kesatuan republik Indonesia atau NKRI.
“Kegiatan malam ini, digelarnya beberapa kelompok kesenian jaranan dari penjuru Kabupaten Blitar, mempunyai tujuan untuk menghidupkan kembali budaya Jawa. Jaranan utamanya paling dekat dan dikenal, sudah lama ditunggu atau bahkan masyarakat kangen adanya pagelaran jaranan. Kita ketahui kelompok jaranan di kabupaten Blitar jumlahnya sangat banyak, bahkan mungkin masing masing desa mempunyai minimalnya satu kelompok jaranan,” ungkapnya.
Asisten Pemerintahan Dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Blitar, memberi apresiasi kepada Dewan Seni Budaya Kabupaten Blitar dan Dinas Pariwisata Kabupaten Blitar terus berupaya membangkitkan seni budaya lokal yang semakin terlupakan dan ditinggal oleh sebagian besar generasi muda terutama generasi milenial, karena kuatnya pengaruh budaya serta kesenian asing.
Ditandaskan Dra Tuti Komariati, MM bahwasanya melestarikan seni budaya tidak hanya dilakukan dengan menghelat atau menggelar pertunjukkan, akan tetapi harus dilakukan selain memberikan apresiasi juga memahamkan kandungan filosofi serta nilai tradisi warisan leluhur bangsa.
“Jaranan yang digelar malam ini diharapkan di waktu yang akan datang bisa digelar kembali dengan melibatkan masyarakat, sehingga generasi muda bisa dekat dan mengenal seni budaya Jawa termasuk utamanya seni jaranan, karena ada filosofinya. Harapan kami dengan adanya kegiatan ini, generasi muda akan tumbuh kembang dan semakin kuat rasa nasionalismenya.
Terima kasih kepada DSBKB dan Dinas Pariwisata, semoga kegiatan ini membawa dampak bagi masyarakat terutama bagi generasi muda untuk tetap mencintai budaya bangsa, terutama budaya Jawa,” tandas Dra Tuti Komariati, MM.
Parade jaranan digelar di Ruang Terbuka Hijau atau RTH Kanigoro dan diinisiasi oleh para seniman dan budayawan Kabupaten Blitar, dengan orientasi nguri – nguri budoyo serta menunjukkan kreatifitas para pelaku pelestari seni budaya bangsa terutama budaya Jawa.
Ruang Terbuka Hijau Kanigoro yang berlokasi di pusat ibukota kabupaten Blitar, yang memiliki fasilitas selain amphitheater, gazebo, taman bermain, mushola, toilet dan fasilitas pendukung lainnya, sudah selayaknya pemerintah daerah mendorong fungsi selain sebagai ruang terbuka hijau, juga dimanfaatkan untuk ajang kreasi seni budaya daerah, inovasi masyarakat serta sarana kegiatan yang mendukung kemajuan pembangunan daerah.(Ans)