Nganjuk, HarianForum.com- Sungai irigasi yang membelah hamparan puluhan hektar sawah di dusun Birik, seakan tidak pernah sepi dari pengunjung. Terlihat ekspresi keceriaan para pengunjung saat mengayuh dan memacu sepeda air. Begitu juga senyuman para penumpang perahu kecil yang mondar mandir. Dan yang pasti kesibukan kesibukan wisatawan untuk aksi foto bersama maupun selfi dengan memanfaatkan spot spot menarik yang berada di pinggir sungai atau berpose di rumah pohon, merupakan pemandangan yang ada di destinasi Wisata Tani Betet atau WTB Nganjuk.
Wisata Tani Betet, terletak di desa Betet, kecamatan Ngronggot, kabupaten Nganjuk merupakan buah karya semangat berkreasi warga terutama dari kalangan generasi muda yang terkoordinir dengan Pokdarwis atau kelompok sadar wisata ”Regol”, dengan keinginan bahwa desanya bisa memiliki destinasi wisata yang berbasis pertanian.
Sungai Betet dahulu hanyalah sungai irigasi persawahan yang biasa, namun sekarang sungai tersebut mampu menjadi tempat wisata yang alami dan mempesona.Syaikhu Ahmad salah satu inisiator terealisasinya wisata tani betet , menjelaskan bahwa wisata betet nantinya tidak hanya menyuguhkan potensi alam sungai dan persawahan yang menarik untuk dikunjungi, namun tempat edukasi tentang aktivitas petani atau pendidikan tentang pertanian dalam waktu yang tidak lama akan bisa dinikmati oleh wisatawan.
Menurut Syaikhu untuk kedepannya, bahwa wisata tani betet nantinya tidak hanya menjadi sebuah wahana hiburan masyarakat saja. Akan tetapi menurut kepala dusun Betet ini, menciptakan tempat edukasi tentang pertanian akan menambah kemanfaatan terutama untuk menarik bagi kalangan kaum muda mengenal pentingnya pertanian.
”Keinginan kami wisata betet tidak hanya dikunjungi sebagai tempat untuk berekreasi dengan nuansa pertanian yang asri saja, akan tetapi juga bisa membuat anak muda respek terhadap pertanian. Maka dalam waktu dekat kami akan merealisasikan kandang kambing, kolam lele, gurami, nila serta beberapa jenis tanaman sayur serta pohon pohon produktif buah buahan,” lanjut Syaikhu memberikan penjelasan konsep wisata edukasi pertanian ”dan kami juga mulai merintis pertanian konsepsi pertanian 4.0 yang dikenal dengan pertanian modern atau pertanian digital.Nantinya kami menggunakan penyiraman air pada tanaman secara otomatis, dan penyemprotan pestisida menggunakan drone,” ungkapnya (31/10/19).
Wisata Tani Betet, dirintis dan dikembangkan menjadi sebuah destinasi wisata di tengah hamparan persawahan tanpa mengusik harmoninya kehidupan lingkungan sekitar. Bahkan bentangan aliran sungai yang dahulunya gersang sekarang mulai nampak lebih alami selain dengan tumbuhnya beberapa jenis tanaman ferugia yang berjajar indah, namun terlihat juga pohon pohon hijau yang mulai mewarnai di pinggir sungai.
Disinggung dukungan dari pemerintah atau badan lain, Syaikhu memaparkan bahwa tahun 2017 dinas perikanan kabupaten Nganjuk telah melepas 20 ribu ekor ikan nila.Sedangkan untuk tahun 2019, selain 1.500 pohon teduh pemberian dari dinas lingkungan hidup kabupaten Nganjuk untuk wisata petani betet, dan pihak PLN dengan Corporate Social Responsibility atau CSR juga akan membantu 150 pohon jambu jenis jamaika.
“Responsif dari pemerintah Nganjuk sudah baik mendukung pengembangan untuk wisata tani betet. Tahun ini dinas lingkungan hidup akan memberikan 1.500 pohon pohon teduh, dan bantuan 150 pohon jambu jamaika dari CSR perusahaan listrik negara. Sebelumnya pada tahun 2017 dinas perikanan Nganjuk melepas 20 ribu ikan nila yang ditebar di sungai betet,” tandas Syaikhu Ahmad.(Ans)