EkonomiGaleri Bisnis

Dari Upil Sampai Mlarat, Krupuk Goreng Pasir Masih Tetap Diminati

443
×

Dari Upil Sampai Mlarat, Krupuk Goreng Pasir Masih Tetap Diminati

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com – Bukan akibat terganggunya sistem ekonomi konvensional, dengan terjadinya kelangkaan minyak goreng yang hingga saat ini, membuat Supartiyah berinisiatif menjajakan dagangannya berupa krupuk goreng pasir atau krupuk dalam proses penggorengannya tanpa menggunakan minyak goreng, tetapi berupa material pasir.

Ditemui Harian Forum.com (12/4), warga desa Jiwut, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar mengaku berjualan krupuk Kebo (karung.red) didasari untuk mengisi waktu.Supartiyah menuturkan mulai berjualan krupuk yang disangrai masih belum lama, sekitar bulan Maret tahun 2022. Dengan menggantungkan bungkus plastik krupuk goreng wedi (pasir.red) di pinggir jalan di kawasan taman Kebon Rojo atau tepatnya di depan gedung SMP Katolik Yohanes Gabriel jalan Diponegoro kota Blitar, dagangan krupuknya ternyata tidak sedikit membuat pengguna jalan yang melintas berhenti dan tertarik untuk membeli.

“Harga krupuk satu bungkusnya lima ribu, dan setiap bungkusnya sudah ada sambalnya. Saya berjualan krupuk masih kemarin bulan tiga (Maret.red), daaripada menganggur di rumah. Karena suami saya setiap hari bekerja di masjid Ar – Rahman, dekat sini” tuturnya.

Krupuk yang disangrai dengan pasir bukan sesuatu atau produk makanan yang baru, juga bukan karena tekanan dengan kelangkaan minyak goreng yang hilang dari peredaran. Krupuk yang memiliki sebutan opak kebo atau karung, di Tulungagung lebih akrab disebut krupuk Upil, sedangkan di Kediri krupuk dengan khas rasa ikan lebih populer dikenal dengan kerupuk Tayamum. Krupuk goreng pasir bisa ditemui di daerah Batang, Kendal, Pekalongan, dan Pemalang
merupakan menjadi salah satu buah tangan yang melintas di jalur pantai utara Jawa Tengah. Krupuk dengan cipta rasa serta aroma bawang putih biasa disebut dengan kerupuk Usek. Beda lagi pemberian nama krupuk goreng pasir bagi masyarakat Cirebon, Jawa Barat, yang menyebut dengan krupuk Mlarat atau krupuk miskin, merupakan produk kearifan lokal hingga saat tetap melegenda. Krupuk goreng pasir tetap diminati dan disukai sebagai makanan ringan atau cemilan karena krupuk tersebut memiliki dominasi rasa gurih dan asin.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *