Pertanian

Dampak El Nino, Serangan Hama Penyakit Tanaman Lebih Kuat

733
×

Dampak El Nino, Serangan Hama Penyakit Tanaman Lebih Kuat

Sebarkan artikel ini
Prof.Dr.Ir.Suryo Wiyono, M.Sc Agr (kanan).

Blitar, HarianForum.com- El Nino acapkali dihubungkan dengan penurunan curah hujan di beberapa daerah yang mengakibatkan kekeringan dan berdampak berkurangnya air memicu timbulnya masalah tidak hanya bagi kehidupan manusia, akan tetapi juga kelangsungan hidup pada hewan serta tanaman.

Musim kemarau dengan kondisi kekeringan panjang, merupakan persoalan yang berat, Seperti yang dirasakan pada manusia dan hewan, tanaman juga membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dengan baik.Hampir bisa dipastikan tanaman kekurangan air, sangat berpotensi menghambat pertumbuhan, sehingga mengurangi hasil panen atau bahkan gagal panen.

Mengingat El Nino yang memiliki dampak serius pada tanaman pertanian, dekan fakultas pertanian IPB University, Prof.Dr.Ir.Suryo Wiyono, M.Sc Agr melalui podcast Departemen Proteksi Tanaman IPB University, menyampaikan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG telah merilis dalam prediksinya, puncak El Nino diperkirakan terjadi pada bulan Agustus hingga September 2023.

Dampak dari El Nino terjadinya masa kemarau tidak seperti biasanya, dimungkinkan waktunya lebih panjang dari biasanya, dan diperkirakan sama dengan yang terjadi pada tahun 2019. Diingatkan dampak El Nino, kepada dunia pertanian untuk bersiap siap mengantisipasi kekeringan yang sangat memungkinkan menjadi persoalan bagi pertanian di Indonesia.

Guru Besar Departemen Proteksi Tanaman IPB University menjelaskan, El Nino mempunyai dampak terhadap berbagai tanaman pada saat terjadinya kekeringan, salah satunya pada tanaman pangan padi.

Profesor Suryo mengungkapkan adanya dampak langsung dari kemarau panjang, bila tanah semakin kering salinitasi juga menjadi tinggi, dengan memberikan contoh pada lahan pertanian di utara Jawa Barat mulai dari Karawang hingga Cirebon dengan luas kurang lebih 6.000 hektar, sangat berpotensi terkena salinitasi atau kadar garam tanah yang tinggi. Kondisi tersebut menurutnya juga terjadi pada lahan pertanian di wilayah utara Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Profesor Suryo Wiyono melanjutkan penjelasannya, sedangkan dampak tidak langsung adanya kemarau panjang, pertama timbulnya hama penyakit tanaman penggerek dan blas dengan serangan yang lebih kuat. Sedangkan faktor yang menjadi penyebab serangan blas lebih kuat diuraikan, pada musim kemarau perbedaan suhu antara malam tertinggi dan terendah, malam dan siang menjadi tinggi sehingga embun lebih cepat terbentuk dan lebih lama. Kedua, tanaman akan stres air sebagai penyebab tanaman rentan terhadap serangan penyakit blas.

Sebuah fenomena yang menarik bagi profesor Suryo, menyampaikan adanya beberapa spot atau titik titik tertentu di wilayah Jawa Timur bagian barat dan Jawa Tengah bagian barat, dengan adanya emergency population wereng coklat, yang diakuinya kondisi tersebut sebenarnya tidak seperti pada biasanya atau umumnya, dikarenakan meskipun masa kemarau panjang namun populasi hama wereng tetap menunjukkan peningkatan. Menurut pandangannya, situasi tersebut harus diwaspadai dan perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam.

Kemarau panjang tidak selalu menimbulkan kerugian, akan tetapi periode tahunan dengan curah hujan rendah tersebut mampu menghasilkan produk pada tanaman buah mangga baik kualitas maupun kuantitas. Pada musim kemarau, pohon mangga biasanya menghasilkan buah dengan kualitas yang baik dan dengan jumlah banyak. Selain mangga, tembakau di wilayah sebagian Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, pada musim kemarau tanaman tembakau bisa tumbuh dan menghasilkan daun dengan baik.

Ditanya dampak dari El Nino terhadap pertanian di Kabupaten Blitar, Prof.Dr.Ir.Suryo Wiyono, M.Sc Agr melalui aplikasi pesan singkat telepon seluler, memberikan jawaban kepada HarianForum.com, bahwasanya yang bakal dialami oleh para pelaku pertanian atau petani di Kabupaten Blitar, kondisinya tidak berbeda dengan daerah daerah di Jawa Timur lainnya, yang diperkirakan serangan Pyricularia oryzae atau dikenal sebutan blas, akan terjadi lebih kuat dari biasanya.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *