Tuban, HarianForum.com- Komitmen Corporate Social Responsibility (CSR) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) GHoPO Tuban dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di area paska tambang Ecopark Kambangsemi terus ditingkatkan. Melalui pengenalan sistem pertanian modern dalam rumah hijau (greenhouse) berhasil budidaya melon dengan varietas Golden Aroma.
“Keunggulan dalam sistem pertanian modern ini ialah pada metode pengairan yang terotomatisasi. Dengan otomatisasi ini, pertumbuhan dapat berlangsung secara optimal dan kualitas buah juga lebih manis serta warna yang menarik. Selain faktor kecukupan air, sistem pertanian modern ini juga mampu menjaga iklim dan sebaran cahaya ultraviolet,” terang Tuban Community Devlopmen Officer, Siswanto, saat panen perdana Melon Golden Aroma Bersama jajaran Direksi dan pejabat ekselon 1 SIG GHoPO Tuban dikawasan Ecoprak Kambangsemi.
Siswanto menerangkan, untuk analisa bisnis budidaya Melon Golden Aroma dengan sistem ini dengan luas greenhouse 21X6 meter bisa menampung 150 polibag. Setiap polibag bisa ditanami dua pohon melon. Sedangkan untuk biaya pada penanaman pertama mulai dari pembibitan hingga panen sebesar Rp 16.000, untuk penanaman kedua dan seterusnya biayanya sebesar Rp 10.500 perpohon.
“Perpohon hanya kita batasi satu buah saja, dan untuk panennya pada umur 75 hari. Sedangkan, Melon Golden Aroma ini rata-rata memiliki berat 2,5 kilogram. Untuk harga melon jenis ini mencapai Rp 25 ribu perkilonya. Ini melon jenis premium,” ungkapnya.
Sementara itu, EVP of Plant Operasional SIG GHoPO Tuban, Subhan, SE., AK., MM., CA pada kesempatan panen perdana melon tersebut mengapresiasi Tim CSR yang telah berhasil membudidayakan buah melon di lahan bekas tambang dengan sistem pertanian modern.
“Setelah tahun lalu sukses budidaya Pisang Cavendish dan sampai saat ini masih berjalan dengan baik. Dan tahun ini budidaya Melon Golden Aroma juga berjalan dengan baik. Kami berharap pada tahun depan juga ada trobosan baru oleh Tim CSR yang tentunya bermanfaat untuk masyarakat,” tuturnya.
Menurutnya, pemanfaatan lahan pasca tambang ini merupakan momentum untuk membuktikan bahwa manajemen sangat mendukung dan berkomitmen dalam melestarikan lingkungan dan memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan. Hal ini juga menjadi ruang inspirasi bagi petani sekitar perusahaan untuk bertani secara modern dan kreatif. Karena disadari, kini bertani secara modern mampu menaikkan nilai tambah produk dan menimbulkan dampak efisiensi tenaga petani.
“Sistem pertanian yang dikembangkan di Ecopark Kambangsemi ini harus bisa di duplikasi oleh masyarakat, utamanya yang berada diwilayah operasional perusahaan. Sehingga, masyarakat benar-benar dapat merasakan kemanfaatan dengan adanya perusahaan,” pungkasnya.(tbn01)