Politik dan Pemerintahan

Berharap Bupati Mendukung Adanya Hutan Lindung Di Pandanarum

237
×

Berharap Bupati Mendukung Adanya Hutan Lindung Di Pandanarum

Sebarkan artikel ini
Koordinator Pandanarum Tandur.

Blitar, HarianForum.com- Selain puluhan penggiat lingkungan aktivis lingkungan Pandanarum Tandur alias Pandur dan Warga Pandanarum, tampak juga personil dari Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Lodoyo Barat, warga PSHT rayon serta beberapa aktivis pencinta lingkungan dari luar Pandanarum. Secara gotong royong para pelestari lingkungan melakukan ndamel umpak bangunan joglo nantinya bisa digunakan untuk tempat beristirahat bagi yang memiliiki aktifitas dihutan, para pengunjung situs sejarah yang disinyalir sebagai peninggalan raja Sri Rajasanagara atau Hayam Wuruk, raja ke IV Majapahit. Selain untuk istirahat, joglo nantinya juga bisa digunakan tempat edukasi, dan diharapkan dengan adanya joglo untuk pos pemantau pada area hutan di wilayah Pandanarum, mengantisipasi terjadinya pembalakan.

Tidak meninggalkan budaya masyarakat, sebelum prosesi ndamel umpak atau pembuatan pondasi joglo, diawali terlebih dahulu dengan permohonan do’a meminta keberkahan dari kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan acara menggelar kenduri atau selamatan di area situs Joko Tarub.

Ragil Setyo Budi Santoso, koordinator Pandur ditemui HarianForum.com di lokasi acara ndamel umpak joglo, menyampaikan untuk pembangunan joglo dengan ukuran luas bangunan 3 x 3 meter, anggaran pembuatan dengan menggunakan dana atas swadaya komunitas pencinta lingkungan Pandanarum Tandur dan warga yang ikut berpartisipasi. Budi juga menegaskan bahwa selain itu, semua biaya yang digunakan tidak ada bantuan sama sekali dari pihak lain termasuk dari pemerintah desa Pandanarum.

Flamboyan dan Edi, aktivis pencinta kelestarian lingkungan.

“Biaya pembuatan joglo di area Joko Tarub merupakan swadaya teman teman Pandur dan warga Pandanarum. Tidak ada bantuan yang diperoleh dari pihak lain termasuk dari pemerintah desa. Niat kami dan teman teman serta warga yang mendukung kegiatan kami, bertujuan hanya untuk pelestarian lingkungan alam dan menjaga peninggalan sejarah. Respon masyarakat setempat terlihat semakin baik, ditambah adanya sinergitas dari pihak perhutani” terang Budi.

Ragil Setyo Budi Santoso menambahkan, bahwa gerakan menanam kembali pohon pohon besar yang dilakukan oleh masyarakat dan penggiat pelestarian lingkungan desa Pandanarum, sebagai upaya area hutan yang berada di area Banjarsari menjadi hutan lindung. Yang nantinya diharapkannya bisa meminimalisir terjadinya banjir yang selalu melanda desa Pandanarum di saat musim hujan. Selain itu hutan lindung juga berfungsi mengendalikan erosi serta menjaga tata kelola air.

Budi menambahkan penuturannya, bahwa perbukitan Banjarsari yang masuk wilayah desa Pandanarum terdapat situs peninggalan sejarah yang perlu dijaga keberadaannya baik untuk wisata maupun edukasi. Sayangnya, akses jalan menuju ke area kondisi yang sangat sulit. Selain batu batu yang tertata mulai banyak menonjol karena tanah terus tergerus air, juga jalan menuju area yang diperkirakan sepanjang 2 kilometer dari jalan raya sangat licin disaat hujan.

Personel BKPH Lobar, ikut terlibat dalam ndamel umpak.

“Kendalanya sekarang akses jalan menuju lokasi sangat sulit. Selain batu batu yang menonjol juga sangat licin di saat musim hujan. Kami sangat berharap kepada ibu bupati, dapat mendukung niat dan keinginan teman teman serta warga yang peduli menjaga kelestarian lingkungan. Harapan kami dengan adanya hutan lindung disamping bisa meminimalisir banjir, menjaga kelangsungan mata air, dan nantinya bisa juga memanfaatkan untuk tempat wisata” tuturnya.

Flamboyan, seorang aktivis pencinta lingkungan sengaja datang ikut bergabung melekan di lokasi ndamel umpak bersama para penggiat Pandur, namun motor yang dikendarai terpaksa harus ditinggalkan di basecamp Pandur karena khawatir terjebak sulitnya medan menuju lokasi. Mengaku warga Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo Kota Blitar, datang pada dinihari dan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dari basecamp meskipun melewati hutan dengan kondisi sangat gelap serta jalan licin serta berlumpur selepas diguyur hujan. Bersama Edi temannya yang juga aktivis pecinta lingkungan, dirinya akan mengajak teman teman sesama penggiat lingkungan untuk membeti dukungan kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Pandur maupun warga Pandanarum.

“Saya sangat senang dengan kegiatan teman teman yang telah peduli menjaga situs peninggalan sejarah dan lingkungan. Kita mesti mendukung untuk ikut melestarikan situs ini juga alam sekitarnya, biar ijo royo – royo serta agar tetap terjaganya sumber air. Diharapkan kepada pemerintah memberikan dukungan dan segera melakukan aksi secepatnya,” tandasnya.(Ans).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *