Malinau, HarianForum.com- Diduga hujan yang turun diwilayah Malaysia dengan intensitas tinggi, memicu meluapnya sungai Sesayap, sebuah sungai di Borneo yang melintas di Provinsi Kalimantan Utara dan bermuara di laut Sulawesi, pada Jum’at (22/9) telah merendam wilayah kabupaten Malinau.
Akibat meluapnya air sungai Sesayap, ibukota Kalimantan Utara, Malinau pada siang hari Sabtu (23/9) selain ruas jalan, fasilitas umum, serta pemungkiman warga masih tergenang, dengan kedaaman berkisar 30 sampai 40 centi meter.
Banjir tidak hanya merendam kecamatan Malinau Kota, kecamatan Malinau Utara, kecamatan Malinau Barat, namun air besar juga menerjang Kecamatan Mentarang.Untuk mengetahui perkembangan yang ada, salah satu warga kota Malinau, yang meminta untuk tidak ditulis identitasnya dihubungi Harian Forum.com mengungkapkan, air datang dengan cepat dan masuk rumah diperkirakan kurang lebih pukul 08.00 WITA.
Menurutnya, banjir tidak seperti biasanya terjadi, kemungkinan adanya hujan dengan intensitas tinggi serta waktu yang lama di wilayah Malaysia, dimana air hujan turun mengalir melalui beberapa sungai sungai dan tertampung di sungai Mentarang juga sungai Sesayap.Dan dimungkinkan tidak ada keseimbangan sirkulasi atau tidak tertampungnya air, menyebabkan luapan hingga menggenangi kota Malinau sekitarnya.
Dirinya juga menambahkan penyampaiannya dengan kabar yang diterima, tidak hanya warga ibu kota Kalimantan Utara yang mengalami bencana hidrometeorologi, tetapi beberapa desa terutama di wilayah Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau, juga mengalami hal yang sama.
Bahkan dengan meluapnya air sungai Mentarang dan sungai Sesayap, menyebabkan dua rumah serta beberapa kapal kayu milik warga ikut hanyut terbawa arus banjir.
“Sekarang dijalan atau di tempat tempat lainnya yang berada di sekitar kota, air masih setinggi antara 30 sampai 40 centimeter.Kalau kemarin hari Jum’at, pada pagi hari sekitar pukul 08.00, air datang dengan cepat hingga masuk ke rumah yang diperkirakan tingginya 1 meter lebih,” ungkapnya.
“Khawatir air semakin bertambah tinggi, dan melihat jalan yang berada di depan rumah sudah tidak bisa dilewati kendaraan, kami memutuskan untuk melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih aman yang tidak jauh dari rumah,” pungkasnya.(Ans).