Serba-serbi

KH.Masdain Rifai Akhiyat, Ketua Tanfidziyah NU Kabupaten Blitar, Perlunya Memahami Garis Perjuangan NU

313
×

KH.Masdain Rifai Akhiyat, Ketua Tanfidziyah NU Kabupaten Blitar, Perlunya Memahami Garis Perjuangan NU

Sebarkan artikel ini
KH.Masdain Rifai Akhyat , ketua Tanfidziyah NU kabupaten Blitar ( kanan ) , didampingi sekretaris Tanfidz Juni Arifin di Graha NU kabupaten Blitar.

Blitar, HarianForum.com- Memasuki tahun politik, mungkinkah sekarang ini tata krama dalam berinteraksi sosial sudah benar benar lupa atau dilupakan. Begitu juga etika serta norma norma yang memuat kebaikan sudah tidak dijadikan budaya.

Berperilaku denga sopan santun dalam berinteraksi, bersosial di masyarakat tidak digunakan lagi bahkan menebar kebencian dengan saling menghujat dalam menyampaikan aspirasi di ruang publik atau media sosial bukan sesuatu hal yang memalukan. Banyaknya pihak terbawa arus egois individualis dan merasa paling benar, sehingga perbedaan pendapat dan pilihan harus disikapi seperti permainan di aplikasi game, melawan, perang dan menang.

Indikasi kebebasan keliru dalam menyampaikan sikap dan pendapat yang mengarah pada brutalisme harus benar benar diwaspadai oleh semua komponen dan elemen masyarakat, dan kondisi yang terjadi saat ini warga masyarakat harus bisa memilah dan memilih dengan bijaksana agar bisa menilai untuk mengambil sikap yang membawa kemanfaatan atau kemudharatan.

Dawuh Kyai menjadi sebuah pesan menghadapi kondisi di masyarakat yang sekarang ini dirasakan. “NU sangat prihatin dengan kondisi masyarakat sekarang.Budaya sopan hilang, etika kesantunan tidak ada lagi, bahkan nilai nilai agama sudah dilupakan. Kebebasan bersikap dan bertindak sudah benar benar melenceng bahkan mengarah pada brutalisme.Ini harus benar benar diwaspadai agar tidak terjadi hilangnya semangat persatuan diantara anak bangsa,” tutur KH Masdain Rifai Akhyat saat ditemui di Graha NU kabupaten Blitar.

Kyai sepuh kharismatik ini juga berinisiatif secepatnya menghadirkan semua badan otonom NU dengan keperluan menyampaikan untuk kembali melihat dan memahami khittah Nahdlatul Ulama. ”Perlunya ada penyegaran ulang tentang pemahaman garis perjuangan, dan NU akan mengundang sekaligus mengumpulkan semua badan otonom Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar untuk memaparkan situasi terkini baik kondisi politik, keamanan dan ketertiban, permasalahan sosial. Permasalahan kurang harmonisnya bahkan konflik diantara komponen atau elemen masyarakat yang terjadi juga akan disampaikan,” jelas ketua Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama kabupaten Blitar (22/11/18).

Nahdlatul Ulama bukan organisasi politik praktis, namun dalam struktural organisasi terbesar ini, NU menjadi penggerak politik. Adapun politik yang diperjuangkan adalah politik tentang kemaslahatan umat, politik kerakyatakan, dan politik yang membangun etika, norma, serta nilai agama, bukan kekuatan politik yang berorientasi pada kekuasaan dengan melupakan nilai agama, etika, norma juga budaya.(Anis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *