Berita

Penyebaran PMK di Nganjuk Melonjak, Peternak Dihimbau Waspada

14
×

Penyebaran PMK di Nganjuk Melonjak, Peternak Dihimbau Waspada

Sebarkan artikel ini

Nganjuk-HarianForum.com, Warga Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sedang dikejutkan dengan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sapi. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nganjuk, kasus PMK pada ternak sapi mulai terdeteksi pada bulan Oktober 2024, dengan tercatat 23 kasus. Angka ini terus meningkat setiap bulan, dengan 3 kasus pada bulan November dan 25 kasus pada bulan Desember. Menurut catatan terbaru pada awal Januari 2025, tercatat 41 ekor hewan ternak yang terjangkit PMK, menjadikan total kasus yang ditemukan sebanyak 90 kasus. Namun, yang menggembirakan, hingga kini belum ada laporan mengenai kematian ternak yang disebabkan oleh penyakit ini.

Penyebaran PMK yang semakin meluas ini membuat masyarakat, terutama para peternak, semakin khawatir. Sebagai langkah antisipasi, Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) Kabupaten Nganjuk telah bergerak cepat dengan melakukan pemantauan dan pengobatan terhadap hewan-hewan ternak yang terjangkit, terutama di daerah-daerah yang dilaporkan ada wabah. Salah satunya di Dusun Jegong, Desa Wilangan, Kecamatan Wilangan, yang menjadi salah satu daerah dengan kasus PMK terbanyak.

Tim kesehatan hewan dari Puskeswan memberikan perawatan intensif kepada ternak yang terjangkit, termasuk pemberian vitamin dan obat-obatan, serta melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang-kandang ternak yang diduga terkontaminasi virus. Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan memastikan kondisi ternak yang terinfeksi tetap terpantau.

Mahmud, salah seorang pemilik ternak di Dusun Jegong, mengungkapkan kekhawatirannya setelah melihat gejala yang mencurigakan pada sapinya. “Sapi saya mengeluarkan air liur dan berjalan sempoyongan. Saya langsung merasa khawatir, takut kalau sapi saya terkena PMK, sehingga saya melaporkan kondisi ini ke Puskeswan,” ujar Mahmud. Dia juga menceritakan bahwa dalam dua minggu terakhir, setidaknya sepuluh ekor ternaknya mati secara mendadak, dan ia mencurigai kematian tersebut disebabkan oleh infeksi PMK.

Menurut Yanuar Pratama, seorang dokter hewan dari Puskeswan Nganjuk, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap hewan ternak yang melaporkan gejala-gejala PMK. “Pada pemeriksaan yang kami lakukan, memang terdapat tanda-tanda terjangkit PMK pada beberapa hewan. Kami sudah memberikan perawatan berupa vitamin dan pengobatan, serta menyarankan agar pemilik ternak memberikan pakan melalui penyuapan, agar hewan tetap mendapatkan nutrisi yang cukup,” jelas Yanuar. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa pihak Puskeswan akan terus melakukan pemantauan intensif terhadap hewan-hewan yang berisiko terjangkit, serta memberikan edukasi kepada para peternak untuk mencegah wabah PMK ini semakin meluas.

Seiring dengan terus meningkatnya jumlah kasus, pihak berwenang mengimbau masyarakat, khususnya peternak, untuk selalu waspada dan segera melapor jika menemukan gejala-gejala penyakit yang mencurigakan pada ternaknya. Gejala khas PMK antara lain adalah keluarnya air liur berlebihan, lesu, demam tinggi, dan kerap kali hewan terlihat kesulitan bergerak atau berjalan sempoyongan. Dengan adanya upaya yang lebih cepat dan koordinasi yang baik antar instansi terkait, diharapkan penyebaran PMK dapat dikendalikan dan dampaknya terhadap sektor peternakan di Kabupaten Nganjuk dapat diminimalisir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *