Tulungagung, Harian Forum.com – Dari rutinitas berkeliling mengantarkan bubuk kopi dalam bentuk sachet ke warung-warung kopi yang jumlahnya ratusan di wilayah Kota Tulungagung dan sekitarnya, Muhammad Muzaiyin setiap harinya terus memperoleh informasi secara langsung mengenai persoalan yang terjadi di masyarakat, termasuk perkembangan dan dinamika politik pemilihan kepala daerah 2024 di Kabupaten Tulungagung.
Dituturkan oleh Muhammad Muzaiyin, saat ini pergerakan para pasangan calon bupati dan calon wakil bupati masih dirasa normatif, belum ada kecenderungan ketertarikan terhadap satu pasangan yang mendominasi secara terbuka.
Di Kabupaten Tulungagung pada pemilihan kepala daerah 2024, terdapat empat pasangan calon bupati dan wakil bupati: Drs. Maryoto Birowo, MM – Didik Gimoto Yekti, SAP, Gatut Sunu Wibowo, SE, ME – Ahmad Baharudin, SM, Drs. Santoso, MSi – KH. Samsul Umam, SPd, dan Budi Setijahadi – Hj. Susilowati, SE. Menurut Muhammad Muzaiyin, semuanya memiliki popularitas yang cukup seimbang.
Melanjutkan penuturannya, dari keempat pasangan kandidat bupati dan wakil bupati, diakuinya Hj. Susilowati, calon wakil bupati Tulungagung yang berpasangan dengan Setijahadi, lebih banyak menjadi bahan perbincangan yang menarik. Pasalnya, Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Tulungagung ini mengundurkan diri dari jabatannya sekaligus melepas keanggotaan partai karena keputusannya maju sebagai bakal calon wakil bupati Tulungagung yang diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa. Ia merupakan satu-satunya calon wakil kepala daerah perempuan.
“Setiap hari saya itu berkeliling di beberapa kecamatan di wilayah Tulungagung. Kalau ada perbincangan tentang Pilkada, menariknya nama Bu Susi sangat dikenal atau populer. Mungkin pada Pilkada ini, Bu Susi satu-satunya calon wakil bupati perempuan,” tutur pemilik kopi sachet Semar (24/9).
Semua warga menerima perlakuan yang sederajat, tidak ada diskriminasi terhadap kodrat, baik dalam kesempatan, sumber daya, maupun pengetahuan yang berhak diperoleh, termasuk dalam politik. Salah satunya adalah pemilihan kepala daerah. Politik dan proses serta bagiannya tidak lagi harus menjadi domain laki-laki, namun perempuan memiliki hak yang setara dalam politik. Pada pemilihan kepala daerah 2024, tidak hanya di Kabupaten Blitar, Rini Syarifah maju sebagai calon bupati, namun figur perempuan lainnya seperti Elim Tyu Samba telah ditetapkan sebagai calon wakil wali kota Blitar; Dewi Mariya Ulfa dan Mudawamah sebagai calon wakil bupati Kediri; Vinanda Prameswati dan Ferry Silviana Feronica sebagai calon wali kota Kediri; Regina Nadya Suwono sebagai calon wakil wali kota Kediri; serta Susilowati sebagai calon wakil bupati Tulungagung.
Saat ditanya tentang dukungannya terhadap salah satu pasangan calon dalam pemilihan kepala daerah Kabupaten Tulungagung, Ayin, panggilan akrab Muhammad Muzaiyin, masih enggan menyampaikan secara terbuka. Namun, dirinya memberi isyarat adanya figur perempuan yang memiliki integritas, intelektualitas yang mumpuni, kesederhanaan, dan pengalaman dalam kepemimpinan sebagai pilihannya.
“Dari pengalaman saya, Bu Susi itu tidak pernah membedakan status sosial dan ekonomi saat berkomunikasi, orangnya sederhana. Kalau pengalaman dan kemampuan memimpin, ya pastinya tidak perlu dipertanyakan karena Bu Susi pernah menjadi ketua partai politik. Mungkin saatnya Tulungagung mempunyai pemimpin perempuan seperti daerah-daerah yang lain,” pungkas Muhammad Muzaiyin di hadapan teman-temannya pada acara rutin Ngopi Bareng di sekitar komplek Pasar Jotangan, Tulungagung (Ans).