Serba-serbi

Apresiasi Tembakau Kopi Fest, BIC Institut Singgung DBHCT Kabupaten Blitar

582
×

Apresiasi Tembakau Kopi Fest, BIC Institut Singgung DBHCT Kabupaten Blitar

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com- Partisipasi bersama dalam satu event Tembakau Kopi Fest Blitar yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Tenaga Kerja serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar, menjadi daya tarik yang kuat dimasyarakat terutama bagi kalangan anak muda, untuk menumbuhkan inovasi serta kreasi dalam mengelola dan mengolah potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Blitar.

Bertempat di playground barat kantor pemerintah Kabupaten Blitar, Tembakau Kopi Fest Blitar dihelat tanggal 3 hingga sampai tanggal 5 Nopember 2023.Acara dibuka oleh Ir. M. Krisna Triatmanto, MSi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Blitar, diakui penggiat BIC Institut Mujianto, S.Sos, MSi yang menyatakan Tembakau Kopi Fest Blitar, sebuah terobosan untuk menunjukkan potensi ekonomi yang dimiliki Kabupaten Blitar, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Kepada HarianForum.com, Mujianto menunjukkan terlihatnya beberapa stand kopi dan barbershop dimana sebagian merupakan alumni pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Blitar. Tidak hanya stand kopi dan barbershop, direktur BIC Institut juga mengungkapkan, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Blitar telah membuka stand informasi magang kerja resmi dengan tujuan negara Jepang yang bermitra dengan beberapa lembaga pelatihan kerja resmi antara lain lembaga pelatihan kerja atau LPK Taruna Nusantara Gakkou, yang beralamat di kelurahan Togogan, kecamatan Srengat,
Hideyoshi Gakkou Indonesia, di Penataran, Kecamatan Nglegok, Fukutomi Japanese School, di Kelurahan Dandong Kecamatan Srengat dan LPK Shin Osaka di Kelurahan Klemunan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

“Penyelenggaraan festival kopi tembakau sebuah ide atau gagasan yang menunjukkan bahwa Kabupaten Blitar memiliki kemampuan mengoptimalkan sumber daya manusia dalam mengolah sumber daya alam, dan ini sangat layak mendapat apresiasi. Salah satu contoh pemberdayaan dari Disnaker, yaitu adanya pelatihan pengolahan kopi serta pelatihan barbershop, sumber dananya diperoleh dari dana bagi hasil cukai tahun 2023, dimana sasaran pelatihannya untuk anak muda dari keluarga petani,” ungkapnya, Sabtu (4/11).

Ditandaskan Mujianto, S.Sos, MSi,
pembangunan ekonomi di kabupaten Blitar, yang menitik beratkan pada bidang pertanian dan industri berbasis pertanian, dengan penjelasan untuk bahan bakunya diperoleh dari alam yang berada di wilayah Kabupaten Blitar.

Ditambahkan Mujianto, konsep agroindustri dalam arti luas tidak hanya mencakup sebatas industri pengolahan pertanian dan industri penyedia input pertanian, akan tetapi menurutnya hal tersebut termasuk seluruh subsektor dalam sektor pertanian yang meliputi tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan serta kehutanan.

Dirinya menekankan dengan menyampaikan hasil pertanian tembakau, merupakan salah satu komoditas penting yang dimiliki Kabupaten Blitar, dengan menjelaskan tembakau yang diperdagangkan merupakan produk utama tembakau rokok atau manufacture tobacco, dan daun tembakau atau un manufacture tobacco.

Tingginya nilai tembakau membuat beberapa daerah termasuk Kabupaten Blitar, sangat mempunyai peluang untuk ikut berperan dalam menyokong pembangunan perekonomian nasional, salah satunya sebagai sumber devisa, sumber penerimaan pemerintah melalui pajak atau cukai, sumber pendapatan petani dan membuka lapangan kerja masyarakat.

“di Kabupaten Blitar, industri pengolahan tembakau memiliki peran yang cukup signifikan sebagai penggerak perekonomian, karena mampu menjadi penyumbang
penerimaan daerah pada saat ini sebesar 35,7 miliar lebih. Hitungannya dari penerimaan, dinas terkait seharusnya mendapatkan porsi lebih untuk memberdayakan rakyat penghasil tembakau, yang selama ini dirasa masih sangat kecil. Perlu penegasan orientasi pemberdayaan rakyat petani tembakau, yang sebenarnya bisa lebih dimaksimalkan dengan kegiatan yang dilakukan oleh dinas tenaga kerja, seperti pelatihan bagi keluarga petani penghasil tembakau,” ujar Mujianto.

“Idealnya, semakin produk tembakau meningkat, semakin bertambah dana alokasi umum dan dana tersebut merupakan salah satu sumber APBD Kabupaten Blitar. Namun yang membuat heran, DBHCT kenapa justru melekatnya yang paling besar ada di satpol PP. Terus kalau begitu, urgensi dan hirarkhi untuk rakyat dan petani Blitar apa,” pungkasnya.(Ans).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *